Wednesday, November 11, 2015

makalah struktur ilmu sosial

KETERAMPILAN-KETERAMPILAN SOSIAL
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah : Struktur Ilmu-Ilmu Sosial
Dosen Pengampu : Dr.Aris,M.Pd

Kelompok : 9
Disusun Oleh :
1.      Dian Mahdiyana   (1414143076)
2.      Safrudin               (1414142063)
3.      Sofariah Zulpa      (1414141044)

TARBIYAH IPS - B
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI
Jln. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon-Jawa Barat 45132
Telp : (0231) 481264 Faxs : (0231) 489926 




KATA PENGANTAR
            Puji syukur kehadirat Allah yang maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai “KETERAMPILAN-KETERAMPILAN SOSIAL”
            Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
            Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.














DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR                                                                                 1
DAFTAR ISI                                                                                                 2
BAB    I           PENDAHULUAN                                                                3         
1.1  Latar Belakang                                                            3
1.2  Rumusan Masalah                                                       3
1.3  Tujuan Masalah                                                           3
BAB    II         PEMBAHASAN                                                                   4
2.1  Keterampilan Sosial                                                    4
A.    Pengertian keterampilan                                        4
B.     Penerapan Keterampilan sosial                             7
BAB    III        PENUTUP                                                                             9
3.1  Kesimpulan                                                                 9
DAFTAR PUSTAKA                                                                                  10                                                                               












BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Keterampilan sosial adalah ilmu yang mempelajari sosial di dalam masyarakan yang menekankan pada prinsip-prinsip dalam masyarakan yaitu tentang interaksi, komunikasi, dan perilaku yang mana di dalamnya menyangkut tentang pengertian keterampilan sosial dan penerapan keterampilan sosial.
1.2  Rumusan Masalah
Sehubungan latar belakang masalah telah kami uraikan di atas, maka ada beberapa masalah yang akan kami rumuskan. Adapun permasalahan tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Pengertian keterampilan sosial ?
2.      Bagaimana menerapkan keterampilan sosial ?

1.3  Tujuan Masalah
Dengan adanya makalah yang telah kami susun ini bisa menambah pengetahuan tentang keterampilan sosial, khususnya tentang pengertian keterampilan sosial dan bagaimana penerapan keterampilan sosial. Dengan begitu masyarakat memahami dan mengetahui tentang keterampilan sosial.







BAB II
PEMBAHASAN
KETERAMPILAN SOSIAL

A.    Pengertian Keterampilan Sosial
Menurut para ahli :
1. Menurut Combs dan Slaby (Gimpel dan Merell, 1998) keterampilan sosial adalah kemampuan berinteraksi dengan orang lain dalam konteks sosial dengan cara-cara yang khusus yang dapat diterima secara sosial maupun nilai-nilai yang berguna bagi dirinya dan orang lain.
2. Menurut Hargie et.al (1998) keterampilan sosial adalah sebagai kemampuan individu untuk berkomunikasi efektif dengan orang lain baik secara verbal maupun non verbal sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat itu, dimana keterampilan itu merupakan perilaku yang dipelajari.
3. Menurut Libet dan Lewinshon (Cartledge dan milburn, 1995) keterampilan sosial sebagai kemampuan yang kompleks untuk menunjukan perilaku yang baik dinilai secara positif atau negative oleh lingkungan, dan jika perilaku itu tidak baik maka akan diberikan hukuman oleh lingkungan.
            Sehingga dapat disimpulkan bahwa keterampilan sosial adalah sebuah alat yang terdiri dari kemampuan berinteraksi, berkomunikasi secara efektif baik secara verbal maupun non verbal, kemampuan untuk dapat menunjukan perilaku yang baik yang mampu menjalin hubungan baik dengan orang lain digunakan seseorang untuk dapat berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan oleh sosial.
Keterampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri menjadi semakin penting dan krusial manakala anak sudah menginjak masa remaja. Hal ini disebabkan karena pada masa remaja individu sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas dimana pengaruh teman-teman dan lingkungan sosial akan sangat menentukan. Kegagalan remaja dalam menguasai ketrampilan-ketrampilan sosial akan menyebabkan dia sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya sehingga dapat menyebabkan rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku yang kurang normatif (misalnya asosial ataupun anti sosial), dan bahkan  dalam perkembangan yang lebih ekstrim bisa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa, kenakalan remaja, tindakan kriminal, tindakan kekerasan, dsb.
Berdasarkan kondisi tersebut diatas maka amatlah penting bagi remaja untuk dapat mengembangkan  ketrampilan-ketrampilan sosial dan kemampuan untuk menyesuaikan diri. Permasalahannya adalah bagaimana cara melakukan hal tersebut dan aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan. 
Delapan Aspek
Salah satu tugas perkembangan  yang harus dikuasai remaja yang berada dalam fase perkembangan masa remaja madya dan remaja akhir adalah memiliki ketrampilan sosial (sosial skill) untuk dapat  menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari. Ketrampilan-ketrampilan sosial tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai diri sendiri & orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau menerima feedback, memberi atau menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dsb. Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai oleh remaja pada fase tersebut maka ia akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Hal ini berarti pula bahwa sang remaja tersebut mampu mengembangkan aspek psikososial dengan maksimal. 
Menurut hasil studi Davis dan Forsythe (1984), dalam kehidupan remaja terdapat delapan aspek yang menuntut keterampilan sosial (social skills) yaitu:
1.      Keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi anak dalam mendapatkan pendidikan. Kepuasan psikis yang diperoleh anak dalam keluarga akan sangat menentukan bagaimana ia akan bereaksi terhadap lingkungan. Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang tidak harmonis atau broken home dimana anak  tidak mendapatkan kepuasan psikis yang cukup maka anak akan sulit mengembangkan ketrampilan sosialnya. Hal ini dapat terlihat dari:    
1.      kurang adanya saling pengertian (low mutual understanding)
2.      kurang mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan orangtua dan saudara
3.      kurang mampu berkomunikasi secara sehat
4.      kurang mampu mandiri 
5.      kurang mampu memberi dan menerima sesama saudara
6.      kurang mampu bekerjasama 
7.      kurang mampu mengadakan hubungan yang baik  







2.      Lingkungan
Sejak dini anak-anak harus sudah diperkenalkan dengan lingkungan. Lingkungan dalam batasan ini meliputi lingkungan fisik (rumah, pekarangan) dan lingkungan sosial (tetangga), lingkungan juga meliputi lingkungan keluarga(keluarga primer & sekunder), lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat luas. Dengan pengenalan lingkungan maka sejak dini anak sudah mengetahui bahwa dia memiliki lingkungan sosial yang luas, tidak hanya terdiri dari orangtua, saudara, atau kakek dan nenek saja. 
3.      Kepribadian
Secara umum penampilan sering diindentikkan dengan manifestasi dari kepribadian seseorang, namun sebenarnya tidak. Karena apa yang tampil tidak selalu mengambarkan pribadi yang sebenarnya (bukan aku yang sebenarnya). Dalam hal ini amatlah penting bagi remaja untuk tidak menilai seseorang berdasarkan penampilan semata, sehingga orang yang memiliki penampilan tidak menarik cenderung dikucilkan. Disinilah pentingnya orangtua memberikan penanaman nilai-nilai yang menghargai harkat dan martabat orang lain tanpa mendasarkan pada hal-hal fisik seperti materi atau penampilan.  
4.      Rekreasi
Rekreasi merupakan kebutuhan sekunder yang sebaiknya dapat terpenuhi. Dengan rekreasi seseorang akan merasa mendapat  kesegaran baik fisik maupun psikis, sehingga terlepas dari rasa capai, bosan, monoton serta mendapatkan semangat baru.
5.      Pergaulan dengan Lawan Jenis
Untuk dapat menjalankan peran menurut jenis kelamin, maka anak dan remaja seyogyanya tidak dibatasi pergaulannya hanya dengan teman-teman yang memiliki jenis kelamin yang sama. Pergaulan dengan lawan jenis akan memudahkan anak dalam mengidentifikasi sex role behavior yang  menjadi sangat penting dalam persiapan berkeluarga maupun berkeluarga. 
6.      Pendidikan 
Pada dasarkan sekolah mengajarkan berbagai ketrampilan kepada anak. Salahsatu ketrampilan tersebut adalah ketrampilan-ketrampilan sosial yang dikaitkan dengan cara-cara belajar yang efisien dan berbagai teknik belajar sesuai dengan jenis pelajarannya. Dalam hal ini peran orangtua adalah menjaga agar ketrampilan-ketrampilan tersebut tetap dimiliki oleh anak atau remaja dan dikembangkan terus-menerus sesuai tahap perkembangannya. 

7.      Persahabatan dan Solidaritas Kelompok
Pada masa remaja peran kelompok dan teman-teman amatlah besar. Seringkali remaja bahkan lebih mementingkan urusan kelompok dibandingkan urusan dengan keluarganya. Hal tersebut merupakan suatu yang normal sejauh kegiatan yang dilakukan remaja dan kelompoknya bertujuan positif dan tidak merugikan orang lain. Dalam hal ini orangtua perlu memberikan dukungan sekaligus pengawasan agar remaja dapat memiliki pergaulan yang luas dan bermanfaat bagi perkembangan psikososialnya.
8.      Lapangan Kerja
Cepat atau lambat, setiap orang pasti akan menghadapi dunia kerja. Keterampilan sosial untuk memilih lapangan kerja sebenarnya telah disiapkan sejak anak masuk sekolah dasar. Melalui berbagai pelajaran disekolah mereka telah mengenal berbagai lapangan pekerjaan yang ada dalam masyarakat. Setelah masuk SMU mereka mendapat bimbingan karier untuk mengarahkan karier masa depan. Dengan memahami lapangan kerja dan ketrampilan-ketrampilan sosial yang dibutuhkan maka remaja yang terpaksa tidak dapat melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi akan dapat menyiapkan untuk bekerja.
B.     Penerapan Keterampilan Sosial
            Pelatihan keterampilan sosial merupakan salah satu teknik modivikasi yang mulai banyak digunakan, terutama untuk membantu penderita kesulitan bergaul.
Perinsip-perinsip dalam pelatihan keterampilan sosial
1.         orang dewasa berbeda dengan anak-anak. Orang dewasa menyadari bahwa mereka mempunyai kemampuan dan pengalaman sehingga mereka ingin terlibat dalam proses belajar yang lebih tinggi. Dengan demikian dalam pelatihan, tanggung jawab atas proses belajar sepenuhnya berada ditangan peserta bukan pada pelatih
2.         sesungguhnya peroses belajar itu adalah suatu pengalaman yang dimulai dari peserta dan berlangsung dalam diri peserta, oleh karena itu peserta tidak diajari tetapi diberi motivasi untuk mencari pengetahuan, keterampilan, perilaku yang baru dengan menggali sumber daya dalam dirinya.
Keterampilan sosial meliputi keterampialan-keterampilan yang memberikan pujian, mengeluh karna tidak setuju pada sesuatu hal, menolak permintaan orang lain, tukar pengalaman, memberi saran kepada orang lain, pemecahan konflik atau masalah, dan beberapa tingkah laku yang tidak dimiliki oleh klien.
            Penelitian keterampilan sosial ini diberikan berdasarkan tingakah laku apa saja yang akan diubah dari individu yang bersangkutan.
            Dalam penelitian keterampilan sosial disajikan beberapa model atau contoh tingkah laku. Klien diminta untuk mengobservasi, kemudian menirukan tingkah laku tersebut. Jadi dalam penelitian keterampilan sosial terkandung perinsip-perinsip belajar sosial seperti individu melihat, mengobservasi, kemudian menirukan tingkah laku yang diajarkan tersebut.
Beberapa tehnik yang digunakan dalam pelatihan keterampilan sosial :
1.      Modelling
Yang dilakukan dengan cara memperlihatkan contoh tentang keterampilan berprilaku yang positif yang diharapkan dapat dipelajari oleh pelatih.
2.      Bermain Peran
Dilakukan dengar cara mendengarkan petunjukang disajikan model atau melalui vidio. Contohnya: diskusi mengenai aktivitas yang dimodelkan, setelah diskusi selesai latihan bermain peran dapat dilakukan.
3.      umpan balik terhadap kinerja yang tepat
Dilakukan dengan cara memberi pengukuh terhadap peserta yang menunjukan kinerja yang tepat dan baik.









BAB III
PENUTUP

3.1              Kesimpulan

Keterampilan sosial adalah sebuah alat yang terdiri dari kemampuan berinteraksi, berkomunikasi secara efektif baik secara verbal maupun non verbal, kemampuan untuk dapat menunjukan perilaku yang baik yang mampu menjalin hubungan baik dengan orang lain digunakan seseorang untuk dapat berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan oleh sosial.



































DAFTAR PUSTAKA

Fauzan, Lutfi. 2007. Assertive Training: Pengembangan Probadi Asertif dan Transaksi Sosial. Depdiknas: UPT BK UM

Kelly, J.A., 1982, Social-Skills Training, A Practical Guide for Interventions. New York: Springer Publishing Co. Meichenbaum, D., 1979, Cognitive-Behavioral Mod~flcation. New York: Plenum Press.

Ramadhani, Neila. Pelatihan keterampilan sosial untuk terapi kesulitan bergaul Miltenberger, 2004, Assertive skills. Stratum: Stratum Press.





0 comments:

Post a Comment